Total Tayangan Halaman

Jumat, 10 Oktober 2014

Proaktif Vs Reaktif

Kalau kita melihat pada sekeliling, maka kita akan melihat adanya orang-orang yang sukses, organisasi atau badan bisnis yang mapan, negara-negara yang maju dan kuat. Dan hal ini terjadi karena sikap proaktif dari orang/pribadi yang ada.

Namun sebaliknya, kita juga menemukan banyak orang yang terpuruk, organisasi bisnis yang ambruk, negara yang bangkrut, karena langkah-langkah yang reaktif. Persoalan yang datang tidak diselesaikan secara sistematis. Kalaupun ada rencana, maka rencana itu hanya sebatas rencana dan tidak berbuah tindakan.

Mereka yang proaktif selalu memiliki visi ke depan. Mereka memandang masa depan dengan penuh optimisme, selalu aktif memikirkan apa yang dapat mereka lakukan untuk meningkatkan kualitas hidupannya, dan segera ambil aksi untuk mewujudkannya.
Berbeda dengan mereka yang proaktif, orang-orang yang reaktif hanya bisa mengeluhkan keadaan atau menyalahkan orang lain. Mereka selalu merasa menjadi korban dari lingkungan sekitar.

Kita sendiri bisa menilai apakah kita termasuk golongan orang proaktif atau reaktif. Berikut ada cek list singkat berupa statement-statement yang keluar dari orang reaktif dan proaktif, apa yang sering anda ucapkan ?

REAKTIF
PROAKTIF
Tidak ada yang dapat saya lakukan
Mari lihat pilihan apa saja yang kita miliki
Memang begitulah adanya saya
Saya dapat melakukan pendekatan yang berbeda
Mereka tidak akan mengizinkan itu
Saya dapat memberikan presentasi yang membuat mereka terkesan
Saya terpaksa melakukan itu
Saya akan memilih respon yang sesuai
Saya tidak bisa
Saya memilih untuk ….
Saya harus
Saya lebih suka untuk ….
Seandainya saja
Saya akan ….

Sikap proaktif akan membawa kita pada kesuksesan dan keberhasilan karena sikap ini membuat kita fokus 100% atas kemampuan kita pada hal-hal yang memang berkontribusi pada keberhasilan. Berbeda dengan sikap reaktif yang cenderung meributkan hal-hal kecil yang tidak penting atau tidak dapat diubah.

Sikap proaktif juga membuat kita mudah memperbaiki diri karena kita sadar bahwa nasib tergantung dari usaha yang kita lakukan. Berbeda dengan sikap reaktif yang memilih untuk resisten terhadap perubahan.

Tertarik menjadi pribadi yang lebih proaktif? silakan coba 6 langkah berikut :
1. Bertanggung jawablah atas semua tindakan Anda. Anda adalah pilot dari hidup Anda sendiri. Baik-buruknya kehidupan Anda adalah konsekuensi dari pilihan yang Anda ambil.
2. Tindakan diambil secara sadar berdasarkan nilai-nilai yang diyakini. Saat seorang pilot tengah membawa pesawatnya melalui badai, maka ia akan melakukan segala hal yang bertujuan membawa pesawatnya dengan selamat.
3. Berpikir sebelum bertindak. Seorang pilot tidak bertindak berdasarkan ‘feeling’ semata, namun telah mendasarinya atas pemikiran.
4. Mampu mengambil keputusan yang tepat, walau berada dalam situasi yang buruk. Sebagai seorang pilot yang tengah menghadapi badai, pilihan Anda hanya dua: bertindak aktif menyelamatkan pesawat, atau pasrah membiarkannya hancur terhempas.
5. Mampu berpikir jernih dalam setiap situasi, tidak mudah terpancing emosi. Di tengah badai, seorang pilot tidak boleh membiarkan dirinya kalut atau panik. Ia harus tetap tenang dan membuat keputusan terbaik.
6. Fokus pada hal-hal yang bisa diubah dan tidak mengkhawatirkan hal-hal yang tidak bisa diubah. Seorang pilot tidak akan menggerutu mengapa badai tiba-tiba datang, namun ia memfokuskan pikiran dan tenaganya untuk melakukan yang terbaik demi melewati badai.

Untuk menjadi pribadi proaktif tentu tidak mudah, akan ada banyak sekali godaan dan tantangan yang bisa mematikan semangat proaktif. Tetapi yang jelas, dengan sikap proaktif kita punya peluang lebih besar untuk sukses. Mengapa? Karena energi kita 100% digunakan untuk mengubah keadaan, bukan sekedar meratapinya.

Pilihan ada di tangan Anda. Apakah Anda ingin menjadi pribadi yang proaktif, selalu berpikiran positif dan akhirnya meraih kesuksesan atau hanya menjadi orang yang selalu berkeluh kesah, tidak bersyukur dengan yang sudah Anda dapatkan dan selalu menyalahkan orang lain atas kegagalan Anda.

Salesman

(Vibizmanagement - Sales) - Siapa saja bisa menjadi seorang penjual baik tua maupun muda. Tetapi banyak orang yang enggan untuk menjadi seorang salesman, disebabkan oleh beberapa faktor, satu diantaranya ialah takut ditolak oleh customer. Banyak salesman hanya ingin closing saja, tetapi tidak siap menghadapi penolakan dan penolakan. Rintangan dan halangan akan selalu ditemui dalam setiap penjualan. Bagaimana pribadi masing-masing salesman menyikapinya akan berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Anda mesti menyiapkan mental untuk bisa mencapai goal yang Anda ingin capai, sekalipun dihadapan Anda ada batu besar yang menghalangi langkah Anda.

Berikut ini beberapa sikap mental yang benar harus dimiliki oleh seorang salesman supaya berhasil dalam penjualan:

Optimis
Sebelum Anda melakukan penjualan Anda harus optimis dengan diri Anda dan juga dengan barang dan jasa yang akan Anda pasarkan. Anda harus yakin bahwa apa yang Anda akan jual pasti akan menemukan pembeli yang tepat dan pasti akan laku. Anda harus yakin bisa menjual kepada siapapun baik orang biasa ataupun orang yang punya kedudukan sekalipun. Jangan bersikap pesimis, karena akan mematikan motivasi dan langkah Anda untuk menjual.
Ada pepatah mengatakan "If you say you can, yes you are right. And if you say you can't, yes you are right too". Jika anda mengatakan Anda bisa menjual maka anda akan berhasil menjual tapi jika Anda mengatakan Anda tidak bisa menjual maka jadilah seperti yang Anda katakan.

Proaktif

Anda harus menjadi pribadi yang proaktif jangan reaktif, yang artinya Anda bergerak menjual jika ada yang memulai. Jika Anda memiliki ide kemana Anda harus menjual barang atau jasa Anda, langsung Anda bergerak jangan tunggu orang lain karena seorang salesman  harus mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.
Banyak tenaga pemasaran yang masih malu ketika dia harus berjualan sendiri dan menunggu orang lain untuk memulainya. Sikap seperti ini tidak boleh dimiliki oleh seoramg salesman. Siapapun yang mau untuk menjadi sesuatu harus siap memulai.

Antusias

Dalam bahasa Yunani "antusiasme" berarti api, yang artinya gairah yang membakar dalam diri kita dan menjadi bahan bakar dalam perjalanan menuju kesuksesan.
Berantusias dalam pekerjaan akan membuat Anda bersemangat dalam menjalani profesi sebagai seorang salesman, dan akan berakibat Anda akan ketagihan untuk melakukan penjualan lagi dan lagi. Lakukan saja pejualan dengan antusias sekalipun banyak yang menganggap rendah pekerjaan ini.

Tidak Cepat Putus Asa
Jadikanlah diri Anda sebagai seorang pemenang sekalipun mengalami penolakan berkali-kali. Mungkin Anda yang ada dalam bisnis Insurance sering mendengar akan pepatah ini: "The winner sees answers for every problem, the looser sees  problems in every answer". Sekalipun belum laku terjual jangan gampang putus asa, yakinkan dalam diri Anda bahwa Anda akan menjadi seorang yang bisa menemukan jawaban dalam setiap penolakan. Bergairah kembali melakukan penjualan sekalipun kelihatannya belum ada tanda-tanda positif dari para calon pembeli. Halangan atau rintangan seberat apapun pasti ada jalan keluar yang akan membuat Anda menjadi seorang pemenang.

Positif Thinking dan Jangan Mengeluh
Ketika mengalami penolakan dari calon pembeli biasanya pikiran negatif akan memainkan peranannya. Dia akan berkata kepada Anda bahwa anda tidak pandai menjual, sulit sekali untuk menjadi seorang salesman sudah habis waktu, tenaga dan pikiran, dan masih banyak pikiran-pikiran negatif lainnya yang berbicara ketika Anda belum berhasil menjual. Tetapi Anda harus membalikan semua pikiran negatif itu menjadi positif. Bahwa Anda akan berhasil menjual, dan apa yang telah Anda korbankan tidak akan pernah sia-sia. Masukan dalam pikiran Anda bahwa barang atau jasa yang Anda jual pasti laku dan mendatangkan keuntungan bagi Anda.

Ulet dan Bekerja Keras
Seorang salesman harus siap menjalankan apapun dalam menjalankan profesinya, siap menguras tenaga dan pikiran agar barang atau jasanya laku terjual di pasaran. Berfikir secara kreatif sekalipun pintu ditutup masih bisa lewat jendela, dan mencari strategi  bagaimana caranya agar bisa lewat jendela. Sekalipun belum berhasil coba dan coba lagi sampai berhasil.

Rendah Hati
Maksudnya adalah siap untuk menjadi seorang salesman yang mau dikritik dan dikoreksi.  Seseorang yang mau maju harus merubah segala sesuatu yang menjadi penghalang didalam pekerjaannya dan berubah ke kondisi-kondisi yang lebih baik.
Selain itu juga siap untuk diajar dan belajar.  Sekalipun Anda telah sukses menjadi seorang salesman yang berhasil Anda tetap harus rendah hati mau belajar karena dunia marketing adalah dunia pembelajaran yang tidak akan pernah berhenti.


(Business Lounge – Sales & Marketing) – Seorang bos dari sebuah perusahaan manufacturing kadang mengeluhkan sikap lambat dari sales-sales nya. Dimana ketika seorang sales menghadapi permasalahan dengan kompetitor, misalnya persaingan harga maka sikap dari salesnya adalah menyerah. Tidak ada perjuangan apapun dan hanya berpikir harga sudah tidak dapat berubah. Pada kenyataannya sang bos menginginkan untuk sang sales tidak menyerah atau hanya pasrah tanpa melakukan tindakan apa-apa, atau tanpa mengambil keputusan apa-apa.  Dan kadang sang bos mengetahui keadaan tersebut ketika semua sudah terlambat.
Mengambil sebuah keputusan bukanlah perkara yang mudah. Dapat dikatakan “gampang-gampang susah”. Tetapi setiap orang akan diperhadapkan untuk mengambil suatu keputusan dalam setiap perjalanan hidupnya. Begitu juga sebagai seorang sales ketika memutuskan untuk menjual produk dagangannya. Tidak hanya sekedar menjual tetapi harus ada tindakan dan strategi yang baik dan keputusan yang tepat yang diambil untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Begitu juga ketika menghadapi permasalahan dengan kompetitor. Tidak bisa hanya membiarkan masalah dan seakan berharap akan selesai dengan sendirinya, tetapi diperlukan suatu tindakan yang tepat dalam setiap keadaan yang ada.
Kadang orang mengatakan bahwa kesempatan tidak akan datang dua kali, atau waktu tidak akan berulang. Sebab itu diperlukan kecepatan dan jiwa yang pantang menyerah dari seorang sales pada setiap keadaan untuk tetap terus berjuang dan tidak diam saja tanpa berbuat sesuatu apapun. Segala usaha dapat dikerjakan asal tidak melanggar hukum dan peraturan perusahaan.
Apa yang harus dilakukan sebagai seorang sales, diantaranya:
1. Pantang menyerah.
2. Selalu berjuang.
3. Bertindak dan berpikir cepat.
4. Mengambil setiap kesempatan yang ada.
5. Mengubah keadaan yang sulit menjadi suatu kesempatan untuk menjadi lebih kuat.
6. Siap menghadapi semua tantangan yang ada.
Mungkin keadaan yang sesungguhnya tidak mudah, tetapi sebagai seorang sales dengan suatu tekad untuk maju, maka mampu menghadapi setiap keadaan yang ada. Apa pun itu, seperti persaingan dengan kompetitor atau pelanggan yang susah ditembus dan keadaan yang lain. Sikap pantang menyerah dan tetap maju harus dimiliki oleh seorang sales.

Pramuniaga

Seorang Pramuniaga sebagai ujung tombak penjualan di showroom (ruang pamer) atau di toko mutlak memahami dan mempunyai kemampuan melayani calon pembeli dengan baik, benar, dan efektif.

Efektif maksudnya adalah agar calon pembeli mengeluarkan koceknya, dengan kata lain terjadi tarnsaksi penjualan (closing).

Penjual bukanlah "Raja." Pembelilah yang "Raja." Pepatah yang sudah usang itu ternyata masih terus dan tetap berlaku hingga kini, bahkan menurut hemat penulis menjadi syarat mutlak (aksioma) yang harus ada pada setiap bentuk perencanaan, pengelolaan, dan strategi penjualan dalam bentuk apapun dan mungkin samapai kapanpun.

Bila hal ini diabaikan oleh penjual / pramuniaga sudah dapat dipastikan akibatnya, bahwa penjual / pramuniga akan kehilangan pelanggan atau calon pembeli.
Tidak sedikit orang dan mungkin hampir setiap orang mempunyai anggapan dan berprinsip bahwa untuk dapat melayani calon pembeli, pramuniaga harus bersikap ramah tamah, sopan, dan menarik.

Bila kita renungkan dan pertanyakan sejenak atas anggapan / prinsip tersebut, maka dapat kita pertanyakan bahwa apakah kertiga sikap tersebut sudah mencukupi dan dapat dijadikan modal atau menjadi kiat jitu untuk menjamin seorang calon pembeli mau merogoh "koceknya" ? Jawabnya adalah tentu belum cukup. Mengapa demikian ?

KOMUNIKASI LANGSUNG
Komunikasi langsung (tatap muka)memungkinkan pramuniaga mengetahui dengan cepat, tepat, dan jelas feed back (umpan balik atau tanggapan) dari calon pembeli. Apakah calon pembeli merasa puas atas pelayanan yang diberikan atau sebaliknya dan apakah calon pembeli memilki minat yang tinggi dan bersungguh-sungguh untuk mengadakan transaksi.

Komunikasi tatap muka dapat berlangsung secara verbal dan non verbal. Verbal dengan menggunakan bahasa baik lisan maupun tulisan. Non - Verbal menggunakan mimik wajah (ekspresi wajah, air muka, senyuman), panto mimik (gerak-gerik anggota tubuh / bahasa tubuh), dan lambang khusus.

Lambang khusus ini dapat berupa pakaian yang digunakan (pakaian seragam / uniform) yang rapi, wajar, dan sopan, bentuk potongan rambut yang rapih, baik, dan bagus, parfum yang digunakan dan lain-lain.

Percakapan yang berlangsung dengan denagn calon pembeli bersifat transaksi penjualan dan karena itu pembeli mengharapkan sikap-sikap tertentu dari pramuniaga. Untuk itu seorang pramuniaga yang baik harus bersikap seperti yang diingkan oleh calon pembeli.

Pada dasarnya yang diharapkan calon pembeli kepada pramuniaga adalah :
1. Sambutan hangat penuh keramahtamahan, sehingga dapat menimbulkan rasa keakraban dan penuh persahabatan dan kekeluargaan.
2. Tutur kata yang sopan, sikap, dan prilaku yang wajar dan baik.
3. Menyediakan apa yang diinginkan pembeli saat itu.

Adapun pelanggan maupun calon pembeli mempunyai kebutuhan dasar emosional yang sama dan bersifat universal; berlaku diseluruh dunia. Kebutuhan dasar emosional tersebut antara lain selalu merasa apa yang dikatakannya benar (selalu ingin benar), mengharapkan penghargaan yang tulus, haus dan lapar akan pujian yang tulus. Kemudian selalu berusaha mencari sesuatu yang enak / nyaman, mudah, dan menyenangkan, ingin diperhatikan keberadaannya dan kebutuhannya dengan sungguh-sungguh.

KOMUNIKASI NON - VERBAL
Menurut sebagian pakar komunikasi, sekitar 90% komunikasi tatap muka dilakukan secara non-verbal (mimik wajah dan panto mimik; gerak-gerik anggota badan) dan 10% dengan verbal. Komunikasi Non - Verbal jauh lebih efektif dari pada komunikasi verbal dalam hal mengubah sikap dan tingkah laku calon pembeli. Bila saja anggapan tersebut benar, maka bertapa bermanfaatnya dan begitu pentingnya komunikasi non-verbal untuk dipahami.

Di dalam dunia penjualan senyum merupakan tanda keramahtamahan dan persahabatan. Seorang calon pembeli akan merasa dihargai dan dianggap sebagai "orang penting" bila pramuniaga mau dan dapat melayani dengan kesungguhan, keihklasan, dan ketulusan sepenuh hati.

Memberi perhatian yang tulus kepada calon pembeli adalah salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh pramuniaga. Setiap manusia pada dasarnya memiliki perbedaan walaupun kembar sekalipun, oleh karena itu perlakuannya juga berbeda. Akan tetapi ada teori yang mengatakan bahwa orang bila diberi suatu perlakuan tertentu , maka orang tersebut akan bereaksi sama terhadap perlakuan tersebut. Misalnya kalau orang kita maki dengan kata-kata kasar, keras, dan kotor, maka orang tersebut akan bereaksi sama, seperti pada saat kita memaki dengan kata-kata kasar, keras, dan kotor, yaitu orang tersebut akan marah, sama marahnya pada saat kita memakinya. Hal seperti ini dapat berlaku kepada setiap orang tanpa pengecualian. Untuk itu segala sikap dan prilaku pramuniaga dapat membuat, menentukan, dan menciptakan situasi dan kondisi proses transaksi penjualan yang "menyenangkan" sehingga dapat mendorong calon pembeli untuk melakukan transaksi.

Penguasaan terhadap bahasa tubuh merupakan hal yang sangat penting bagi pramuniaga, karena secara langsung dapat membaca / mengetahui emosi, sikap, dan keinginan-keinginan calon pembeli.

Bahasa tubuh (mimik wajah dan gerak-gerik timbul secara spontan dari hati, jiwa, batin yang dalam, sehingga bahasa tubuh merupakan penjelmaaqn lahir dari keadaan batin.
Apabila seorang calon pembaca masuk ke showroom , perhatikan tingkah lakunya apakah ia mengalami kesulitan dalam mendapatkan barang yang di carinya, misalnya dengan pandangan mata yang mencari sesuatu dan air muka yang mencari rasa ingin tahu.
Pramuniaga yang baik langsung menyambut kehadiran calon pembeli dengan penuh semangat dan berkata : Selamat siang Pak, ada yang bisa saya bantu?, lakukan dengan senyuman, keceriaan, dan gerakan tangan yang mendukung, misalnya : gerakan tangan yang mempersilahkan melihat produk yang ada.
Aktivitas seperti ini sudah memadai untuk mengawali percakapan dan setelah itu dapat melanjutkan percakapan berikutnya.
Bila calon pembeli hanya melihat lihat saja tidak membeli dan dia ragu untuk melakukan transaksi (hal ini terlihat dari sikap dan wajah, terlihat diam dan rawut wajah yang tegang menandakan keragu-raguan), maka hal ini kita harus menangkap maksudnya, dan kemudian berkata :
" Mari pak, di sana masih banyak produk yang lain. Tidak apa-apa bila Bapak tidak membeli, Kami sudah senang dan berterimakasih Bapak sudah mengunjungi showroom kami".
Bila kita memperlakukan calon pembeli dengan manis seperti ini , maka kita sudah menanamkan dalam ingatan si calon pembeli mengenai citra diri positif sebagai pramuniaga, dan sekaligus citra perusahaan secara menyeluruh.
Bahasa tubuh bukanlah segala-galanya , karna sifatnya hanya menaksirkan, karna itu jangan dijadikan pedoman yang pasti, tapi yang jelas kita harus melakukan pengecekan langsungdan mencari kejelasan yang pasti akibat yang ditimbulkan dari perlakuan dan pembicaraan yang kita lakukan


TIPE TIPE KONSUMEN DAN CARA PENANGANANNYA

A.        TIPE TIPE KONSUMEN
1.   KONSUMEN TIPE PIKNIS
     Ciri-ciri fisik: bentuk badan bulat, anggota badan umumnya agak pendek, & berwajah bulat lebar
karakter:
(1) peramah, suka bicara, tenang, & suka humor;
(2) pendiam, baik hati, praktis energetik
cara menghadapi:
(1) perhatikan moodnya, & usahakan berbincang jika mereka menghendaki,
(2) lakukan percakapan yang menarik,
(3) jangan terlibat perdebatan dengan mereka,
(4) tidak terlalu “mengambil hati” dengan apa yang mereka ucapkan,
(5) bagi yang pendiam, sebaiknya beri perhatian ekstra
2.   KONSUMEN TIPE LEPTOSOM
     Ciri-ciri fisik: bentuk badan agak kecil & lemah, leher dan anggota badan menunjukan kesan kurus panjang
karakter: (1) angkuh; (2) idealis
cara menghadapi:
(1) hormati mereka seperti seorang raja,
(2) bersikap sabar, hormat, bijaksana, & siap melakukan permintaan mereka
(3) menyapa mereka dengan sikap hormat
3.   KONSUMEN TIPE ATLETIS
     Ciri-ciri fisik: bentuk badan kokoh, pundak tampak lebar, pinggul berisi, anggota badan cukup panjang, badan berotot & kekar, berwajah bulat telur atau lonjong
karakter: energik namun berpenampilan kalem, jarang humor, kaku, & tidak lekas percaya
cara menghadapi:
(1) hindari debat kusir,
(2) beri kesan mereka pribadi yang cerdas,
(3) bersabar, tidak terburu-buru,
(4) memberi penjelasan yang sistematis,
(5) hindari sikap mengecewakan mereka, khususnya jika mereka      tidak membeli barang
B.       TIPE TIPE PELANGAN
          Bagi pengusaha jasa pelayanan, mengenal macam-macam tipe pelanggan adalah penting, karena dengan mengenal tipenya, kita akan lebih mengenal pula sifatnya, ciri-cirinya dan kebiasaan pelanggan tersebut. Dengan demikian, diharapkan perusahaan akan lebih mudah memasarkan produk barang dan jasa yang dihasilkan.
Secara garis besar ada beberapa tipe pelanggan. Pengelompokkan berikut tidak mempunyai dasar ilmiah (psikologi, sosiologi), namun sering dianut oleh para penyedia jasa.
1.   PELANGGAN PRIA
1) Tidak bertele-tele dalam mencari barang yang diinginkannya.
2) Kurang sabar dalam memilih barang yang diinginkannya.
3) Mudah dipengaruhi bujukan petugas pelayanan (pada bujukan tertentu).
4) Mudah terpengaruh oleh penjelasan dan argumentasi yang obyektif.
Cara terbaik memperlakukan pelanggan pria adalah:
a.  Segera membujuknya atau mempengaruhinya, bahwa barang yang diminati adalah  tepat sesuai dengan selera.
b. Petugas jangan banyak bertanya, layani saja apa yang diinginkannya.
c. Jawab dan jelaskan semua pertanyaannya, jangan bertele-tele, langsung pada inti permasalahannya.
1.  PELANGGAN WANITA
1) Sangat bertele-tele dalam memilih barang.
2) Tidak mudah terpengaruh penjelasan/bujukan petugas pelayanan.
3) Dalam memilih barang, biasanya lebih tertarik pada motif, bentuk atau warna, bukan pada manfaat barang tersebut, karena wanita cenderung menggunakan perasaannya.
4) Lebih menyukai sesuatu yang bersifat modis terutama dalam memilih produk pakaian, tas, sepatu, dan asesoris sosial dirinya.
5) Mudah meminta pandangan dan pendapat orang lain.
6) Menyukai hal-hal yang bersifat romantis.
7) Kurang menyukai hal-hal yang bersifat teknik.
Cara terbaik memperlakukan pelanggan wanita adalah:
a. Sediakan waktu yang cukup luang/lama, agar dia bebas memilih barang yang diinginkannya.
b. Petugas pelayanan harus lebih sabar dalam melayani pelanggan wanita, karena wanita adalah cerewet dalam menentukan pilihannya.
c. Berikanlah pelayanan yang lebih khusus.
Misal: a) diskon untuk produk tertentu,
b) obral untuk beberapa produk bermerk yang modelnya sudah agak telat.
3.  PELANGGAN REMAJA
1) Mudah terpengaruh bujukan petugas.
2) Mudah terpengaruh tayangan iklan yang menarik.
3) Seleranya sangat modis dalam memilih barang.
4) Agak boros dalam berbelanja.
4.  PELANGGAN USIA LANJUT
1) Sangat sulit terpengaruh bujuk rayu petugas.
2) Sudah mantap dalam memilih barang yang diinginkannya.
3) Acapkali menanyakan barang-barang yang sudah ketinggalan jaman.
4) Biasanya bersikap ramah dan ngemong pada petugas yang masih muda-muda.
5) Cenderung ingin berlama-lama dan ngobrol dulu dengan petugas.
     Cara terbaik memperlakukan pelanggan usia lanjut adalah:
a. Sabar dan penuh pengertian dalam melayaninya.
b. Dengarkanlah dengan baik nasehat-nasehat mereka tanpa membantah atau berdiskusi.
c. Apabila kesulitan dalam melayaninya, sebaiknya segera alihkan ke ptugas yang lebih tua atau lebih dewasa.
5.   Pelanggan Anak-Anak
1) Umumnya masih suka bermain-main
2) Keinginannya terkadang tidak konsisten (suka berubah-ubah).
3) Tidak pernah diam, selalu bergerak kesana-kemari.
4) Mudah dipengaruhi dengan bujuk rayu.
     Cara terbaik memperlakukan pelanggan anak-anak adalah:
a. Tidak memperlakukan mereka sebagai anak kecil yang tidak berdaya karena mereka juga butuh penghargaan dan perlakuan layaknya orang dewasa.
b. Petugas harus sabar dalam melayani pelanggan anak-anak, karena keinginan anak terkadang suka berubah.
c. Petugas perlu memberi pujian, misalnya dengan kata-kata: ”Wah pasti Adik cantik deh kalau pake baju ini.”
6.   Pelanggan Pasangan Bertunangan
1) Suasana hati sedang diliputi kebahagiaan.
2) Seia-sekata dan jarang terjadi perselisihan.
     Cara terbaik memperlakukan pelanggan pasangan bertunangan adalah:
a. Meminta perhatian si gadis bila si pria membutuhkan barang, bagitu pula sebaliknya.
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian tentang segala hal yang mereka inginkan dan bila diperlukan berilah saran yang terbaik yang mereka butuhkan, karena biasanya pasangan bertunangan akan memberikan yang terbaik bagi pasangannya.
c. Ciptakanlah suasana santai dan akrab agar pasangan tersebut leluasa ngobrol mengenai barang yang akan mereka beli.
d. Berikan perhatian lebih terhadap si gadis karena biasanya pendapat dan permintaan si gadis akan dikabulkan
C.        KENALILAH TIPE KONSUMEN ANDA
     Dewasa ini ada banyak ilmu yang bisa Anda pelajari mengenai perilaku/watak/karakter dari seorang manusia. Sebut saja ada yang namanya. Personality Plus yang membahas 4 karakter manusia antara lain si popular. Sanguinis, si sempurna Melankolik, si kuat Koleris dan yang terakhir si cinta damai Phlegmatis.
     Dan menurut Florence Litteur, penulis dari buku Personality Plus bahwa setiap manusia ternyata bisa memiliki lebih dari 1 macam karakter yang akhirnya bisa dikombinasikan menjadi Koleris Sanguinis, Koleris Melankolik, Phlegmatis Melankolik.
     Begitu juga dalam ilmu NLP yang dikenal dengan sebutan Meta Programs. Dari informasi yang pernah diperoleh oleh penulis yaitu sekitar pertengahan bulan Oktober 2008 bahwa sudah ada sekitar 60-an perilaku/watak/karakter manusia yang diuraikan didalam Meta Programs, antara lain adalah sebagai berikut ini, Toward – Away From, Internal – Eksternal, Matcher – Mismatcher, Independen, Kooperatif dan Proximity dan sebagainya.
     Dan selain Meta Programs maka dalam NLP kita juga bisa pelajari yang namanya Eye-Accessing Cues yaitu penunjuk berdasarkan gerakan mata, dan juga Sistem Representasi yang dalam bahasa sehari-hari kurang lebih adalah panca indera manusia. Dan konon ilmu NLP sudah banyak diaplikasikan ke dalam berbagai bidang terutama dalam bidang penjualan karena bisa dipergunakan buat memahami perilaku konsumen.
     Sebenarnya ilmu buat memahami perilaku/watak/karakter manusia sudah banyak sekali, antara lain: ada yang bisa menilai perilaku/watak/karakter seseorang hanya dari bentuk wajah, gaya jalan, cara bicara, tanda tangan dll. Begitu juga dalam dunia penjualan, menurut pakarnya maka bisa dikategorikan menjadi 8 tipe pembeli/konsumen berikut ini uraiannya :
1.   PEMBELI APATIS
     Jenis tipe pembeli apatis adalah jenis orang yang tidak pernah membeli apapun, dan mereka juga tidak perduli sebagus apa produk Anda, seberapa murahnya produk Anda. Karena pada dasarnya tipe pembeli ini mempunyai sifat yang pesimis dan sinis. Dan tipe pembeli apatis mewakili 5% dari pasar konsumen.
2. PEMBELI AKTUALISASI DIRI
     Pembeli aktualisasi diri adalah kebalikan dari pembeli apatis, tipe pembeli ini mengetahui dengan pasti apa yang mereka butuhkan, apa manfaatnya, berapa harganya, apa yang mereka beli dan mereka segera akan mendapatkannya. Dan tipe pembeli ini juga mewakili pasar konsumen sebesar 5%.
3. PEMBELI ANALITIS
     Tipe pembeli analitis ini mewakili 25% dari pasar konsumen. Tipe ini cenderung sangat detail terutama pada masalah angka, detail pada spesifikasi dari produk yang Anda jual. Dan biasanya tipe ini juga menekuni bidang usaha/pekerjaan dibidang akuntan, insinyur, bankir atau apapun yang berkaitan dengan angka. Sebagai seorang tenaga penjual maka saat Anda sedang menghadapi calon pembeli tipe analitis maka yang perlu segera Anda presentasikan adalah hal-hal yang bersifat spesifik dari produk/jasa Anda
misalnya seperti : cara kerja produk/jasa, harganya, manfaatnya, pelayanan sesudah pembelian, dll.
4. PEMBELI PENGHUBUNG
     Tipe pembeli penghubung cenderung tidak terlalu antusias. Dan arah komunikasi dengan tipe pembeli ini harus sabar dan pelan-pelan dalam membangun hubungan. Tipe pembeli ini sangat tergantung dan memperhatikan pandangan, pendapat orang lain dalam penggambilan sebuah keputusan pembelian sebuah produk. Kadang-kadang mereka sangat perlukan pendapat dan saran tentang produk yang akan mereka beli baik itu dari pihak keluarga, kolega, teman. Dan tipe pembeli ini juga mewakili 25% dari pasar konsumen. Sebagai seorang tenaga penjual jika Anda sedang berhadapan dengan tipe pembeli penghubung maka tugas Anda adalah segeralah menyakinkan mereka mengenai
produk Anda dengan cara menunjukkan siapa saja yang telah membeli dan memakai produk Anda. Pembeli penghubung biasanya berprofesi seperti guru, pengawai adminitrasi, dokter, perawat.
5. PEMBELI PENYETIR
     Tipe ini sangat fokus pada hasil, mereka akan “to the point” dan tanpa basa-basi, mereka tidak suka membina hubungan dengan Anda, karena mereka hanya perduli apa yang bisa produk/jasa Anda lakukan bagi mereka. Maka berfokuslah pada saat presentasi dengan menampilkan keunggulan-keunggulan dari produk/jasa Anda. Dan tipe pembeli ini juga mewakili 25% dari pasar konsumen. Mereka biasanya berprofesi sebagai seorang manajer, eksekutif, kepala cabang.
6. PEMBELI YANG SENANG BERSOSIALISASI
     Tipe pembeli ini sangat ramah, cepat akrab, mudah bergaul dan Anda tidak akan menemukan kesulitan buat membangun hubungan dengan mereka. Tipe pembeli ini sangat cepat setuju dengan Anda tanpa memperhatikan apa kelebihan dari produk/jasa Anda, namun bisa saja sesudah beberapa hari sebelum/sesudah pembelian maka mereka bisa saja sudah lupa semuanya mengenai topik pembahasan dengan Anda. Dan tipe ini juga mewakili 25% dari pasar konsumen.
7. PEMBELI IMPULSIF
     Tipe pembeli ini bisa dikatakan sangat terdorong emosional dalam memiliki sesuatu, misalnya jika ada peluncuran produk/jasa baru seperti mobil, jam tangan, hp, baju maka merekalah yang merupakan orang pertama yang selalu siap buat mencobanya. Dan tipe ini mewakili sekitar 5%-10% dari pasar konsumen.
8. PEMBELI INFORMATIF
     Menurut pengamatan penulis, maka masih ada 1 tipe pembeli yang bias dikategorikan sebagai tipe informatif. Tipe pembeli ini sangat seleksi sekali terhadap produk/jasa yang akan mereka beli. Biasanya tipe ini akan mencari tahu mengenai produk/jasa yang akan mereka beli melalui sejumlah informasi seperti internet, nanya pada pakarnya, nanya kepada mereka yang sudah pernah menggunakannya. Jika Anda sedang berha dapan dengan tipe pembeli informatif maka tugas Anda adalah lakukan presentasi secara
profesional, jelas, singkat. Biasanya tipe informatif ini rasa loyalitasnya sangat tinggi sekali dan mereka akan beli dari Anda serta bersedia rekomendasikan produk/jasa Anda. Tapi jangan sampai mereka sempat kecewa maka yang akan Anda peroleh adalah sebalik.
Nah sebagai seorang tenaga penjual ( sales person ) maka semuanya kembali lagi pada diri Anda sendiri dalam mengambil sebuah pilihan yaitu ilmu mana yang nurut Anda bisa dipraktekkan, apakah Personality Plus ? Meta Programs ? atau macam-macam tipe pembeli ? 100% terserah Anda.
D.       PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN
1.   Perilaku pembelian konsumen
     Berbeda di antara produk pasta gigi, raket tennis, kamera yang mahal dan mobil baru. Keputusan yang lebih rumit biasanya melibatkan banyak pelaku dan lebih banyak kesadaran pembeli. Tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembelian dan tingkat perbedaan diantara merek bisa dipahami dalam artikel ini.
2.  Perilaku Pembelian Kompleks.
     Konsumen berada dalam perilaku pembelian yang kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan mempunyai persepsi yang signifikan mengenai perbedaan di antara merek. Konsumen mungkin akan terlibat secara mendalam ketika produk itu mahal, beresiko, jarang dibeli dan menunjukkan ekspresi diri.
     Umumnya, konsumen harus mempelajari banyak hal mengenai kategori produk tersebut. Misalnya, pembeli komputer mungkin tidak mengetahui atribut apa yang harus dipertimbangkan. Banyak fitur produk yang tidak memiliki arti seperti: “Chip Pentium Pro”, “VGA dengan resolusi super”, atau “mega RAM”.
     Pembeli produk tersebut akan melalui proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenal produk, kemudian sikap, dan kemudian melakukan pilihan pembelian dengan penuh pertimbangan. Pemasar produk-produk dengan tingkat keterlibatan tinggi harus memahami perilaku konsumen dalam pemilihan informasi
dan evaluasi. Mereka perlu membantu pembeli untuk mempelajari atribut-atribut kelas produk dan tingkat kepentingannya serta apa yang ditawarkan oleh merek itu dalam memberikan nilai pada atribut yang penting. Pemasar perlu mempelajari cara membedakan fitur-fitur mereknya, dan mendeskripsikan manfaat mereknya dengan menggunakan media cetak dengan teks yang panjang. Mereka harus memotivasi pramuniaga dan kenalan untuk mempengaruhi pemilihan merek akhir.
3.  Perilaku Pembelian Pengurangan Disonasi
     Perilaku pembelian pengurangan disonasi terjadi ketika konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi dengan pembelian yang mahal, tidak sering atau beresiko, namun melihat sedikit perbedaan antar merek. Contoh, konsumen yang membeli karpet, mempunyai keterlibatan yang tinggi karena mahalnya dan arena ekspresi diri. Akan tetapi, pembeli mungkin menganggap kebanyakan merek karpet dalam kisaran harga yang sama mempunyai kualitas yang sama. Dalam kasus itu, karena persepsi mengenai perbadaan merek tidak terlalu besar, pembeli mungkin berkeliling berbagai toko untuk melihat barang apa saja yang tersedia, namun membeli secara relatif cepat. Pembeli mungkin akan menanggapi itu pada harga yang lebih baik atau kepada kemudahan pembelian. Setelah pembelian, konsumen akan mengalami disonasi setelah pembelian (post purchase dissonance) ketika mereka menyadari kekurangan tertentu dari karpet yang telah dibeli atau mendengar hal yang lebih baik dari merek yang tidak dibelinya. Untuk mengatasi disonasi tersebut, komunikasi pasca penjualan dari pemasar sebaiknya memberikan bukti dan dukungan kepada konsumen agar merasa tepat dan merasa nyaman dengan pilihan merek yang telah dilakukannya.
4.  Perilaku Pembelian Kebiasaan
     Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam kondisi di mana konsumen mempunyai keterlibatan rendah dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar merek. Contoh, garam. Konsumen mempunyai keterlibatan yang rendah dalam kategori produk itu mereka hanya pergi ke toko kemudian mengambil satu merek. Jika mencari merek yang sama, itu hanya karena kebiasaan bukan karena kesetiaan terhadap merek tertentu. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah terhadap produk yang harganya rendah dan yang secara teratur dikonsumsi.
Dalam kasus tersebut, perilaku pembelian konsumen tidak melalui jalur keyakinan-sikap-perilaku yang biasa. Konsumen tidak mencari secara luas informasi merek, mengevaluasi karakteristik merek, dan memutuskan secara serius merek apa yang akan dibeli. Mereka secara pasif menerima informasi pada saat melihat televise atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan kebiasaan terhadap suatu merek (brand familiarity) bukannya keyakinan merek (brand convicition). Konsumen tidak membangun sikap yang kuat terhadap sebuah merek, mereka memilih merek karena merek itu dikenal. Karena mereka tidak terlibat secara kuat dengan produk tersebut, konsumen tidak mengevaluasi pilihan setelah pembelian. Oleh karena itu, proses pembelian tersebut melibatkan keyakinan merek yang dibentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti oleh perilaku pembelian yang diikuti atau tidak diikuti oleh evaluasi. Karena pembeli tidak terlalu tergantung pada merek tertentu, pemasar produk dengan keterlibatan rendah dan perbedaan antar merek yang sedikit terkadang menggunakan harga dan penjualan promosi untuk mendorong percobaan suatu produk. Dalam mengiklankan produk dengan mendorong keterlibatan rendah, bunyi iklan harus menekankan hanya pada sedikit hal yang penting tertentu.
Symbol dan imajinasi visual merupakan hal yang penting karena hal itu mudah diingat dan diasosiasikan dengan merek. Kampanye iklan harus mengandung pesan pendek yang berulang. Televisi biasanya lebih efektif dari pada media cetak karena televisi merupakan media dengan keterlibatan rendah yang cocok dengan pembelajaran secara pasif.
Perencanaan iklan harus didasarkan pada teori pengkondisian klasik, di mana pembeli belajar mengidentifikasi produk tertentu melalui simbol yang melekat padanya. Pemasar bisa berusaha mengubah produk keterlibatan rendah menjadi produk keterlibatan produk dengan menghubungkan produk tersebut dengan isu-isu terkait. Procter & Gamble melakukan ketika diamenghubungakn pasta gigi Crest dengan penghindaran gigi berlubang. Atau produk dapat dihubungkan dengan sejumlah kondisi pribadi. Nestle melakukannya dengan serangkaian iklan untuk kopi Taster’s Choice, setiap iklannya menggunakan episode mirip opera sabun yang berisi tentang dua orang tetangga yang terlibat asmara. Hasil terbaiknya adalah strategi itu dapat menaikkan keterlibatan konsumen dari tingkat rendah menjadi sedang. Akan tetapi, strategi itu cenderung tidak mendorong konsumen ke keterlibatan tinggi.
5.  Perilaku Pembelian Pencarian Variasi
     Konsumen berada pada perilaku pembelian pencarian variasi dalam situasi ketika konsumen mempunyai tingkat keterlibatan yang rendah tetapi mempersepsikan adanya perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus seperti itu, konsumen seringkali beralih merek. Contoh, pada saat membeli kue, seorang konsumen terkadang memiliki sejumlah keyakinan, memilih kue tanpa banyak evaluasi, kemudian mengevaluasi merek tersebut pada saat pengkonsumsian. Tetapi lain kali, konsumen mungkin akan mengambil merek lain yang setara karena kebosanan atau semata-mata ingin mencoba sesuatu
yang berbeda. Penggantian merek terjadi karena variasi semata-mata dan bukan karena ketidakpuasan. Pada produk kategori tersebut, strategi pemasaran akan berbeda bagi pemimpin pasar atau merek minoritas. Pemimpin pasar akan mencoba merangsang perilaku pembelian kebiasaan dengan menggunakan rak secara luas, mempertahankan rak penuh dengan produknya, dan menjalankan iklan berkala untuk mengingatkan.
Perusahaan pesaing akan merangsang pencarian variasi dengan menawarkan harga yang rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang memperlihatkan berbagai alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.
E.    KESIMPULAN
     Jadi menurut saya Tipe-tipe konsumen: Pembeli Apatis yaitu, jenis orang yang tidak pernah membeli apapun, dan mereka juga tidak perduli sebagus apa produk Anda, seberapa murahnya produk Anda. Karena pada dasarnya tipe pembeli ini mempunyai sifat yang pesimis dan sinis.Pembeli Aktualisasi Diri yaitu, kebalikan dari pembeli apatis, tipe pembeli ini mengetahui dengan pasti apa yang mereka butuhkan, apa manfaatnya, berapa harganya, apa yang mereka beli dan mereka segera akan mendapatkannya. Pembeli Analitis yaitu cenderung sangat detail terutama pada masalah angka, detail pada spesifikasi dari produk yang Anda jual. Dan biasanya tipe ini juga menekuni bidang usaha/pekerjaan dibidang akuntan, insinyur, bankir atau apapun yang berkaitan dengan angka. Sebagai seorang tenaga penjual maka saat Anda sedang menghadapi calon pembeli tipe analitis maka yang perlu segera Anda presentasikan adalah hal-hal yang bersifat spesifik dari produk/jasa Anda.
Secara garis besar ada beberapa tipe pelanggan. Pengelompokkan berikut tidak mempunyai dasar ilmiah (psikologi, sosiologi), namun sering dianut oleh para penyedia jasa.



Analisis O4 adalah menyangkut masalah objek pembeli, objek barang-barang yang berdasarkan pada sifat dan tingkat konsumsiya, objektif pembelian, organisasi pembelian, dan operasi.

Optimization planning adalah strategi pemasaran yang mempertimbangkan strategi alternatif utama dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap laba yang diinginkan perusahaan, sedangkan goal planning adalah strategi pemasaran yang mempertimbangkan strategi alternatif utama didalam mencapai laba dan peningkatan omzet penjualan produknya untuk tahun tertentu.

syarat-syarat perencanaan produksi ?
- Harus disesuiakan dengan tujuan perusahaan
- Rencana kerja harus sederhana, dimengerti dan dapat dilaksanakan
- Rencana produksi harus memberikan analisis dan klasifikasi di dalam kegiatannya.
Marketing mix adalah suatu strategi marketing yang menekankan bagaimana cara menjual produk yang seefektif mungkin.

Personal selling adalah suatu bentuk penyajian promosi langsung dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar penjualan langsung dapat terlaksana, sedangkan publisitas adalah suatu bentuk penyajian usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara non personal dengan membuat berita yang bersifat komersial tentang produk yang bersangkutan

3 fungsi advertensi yang kamu ketahui ?
- Meningkatkan penjualan produk
- Memperbanyak para langganan
- Membantu para sales dalam penjualan produk



2. Tuliskan hal-hal yang diperhatikan dalam pemilihan jenis media?
Biaya, produk, pesan dan sifat media yang diperlukan
3. Tuliskan 3 persyaratan yang harus diperhatikan dalam penyajian advertensi?
- Harus dapat menimbulkan perhatian konsumen
- Harus dapat menarik konsumen
- Harus dapat menimbulkan keinginan mau pembeli


. Apa yang dimaksud dengan pajak dan berikan contohnya 3 ?
Pajak adalah iuran rakyat kepada negara yang diwajibkan pembayarannya karena undang-undang dapat dipaksakan dan pemerintah tidak memberikan balas jasa secara langsung. Contohnya pajak pertanahan, pajak kendaraan, penjualan dan sebagainya.
2. Tuliskan tiga barang yang tidak dikenakan PPN ?
- Barang kebutuhan pokok
- Barang hasil pertambangan dan pengoboran
- Barang hasil peternakan, perburuan, atau penangkapan
3. Diketahui PT ASIA mendapatkan penghasilan Rp 1.750.000.000,00 berapa pajak yang harus dibayar?
Penghasilan PT ASIA Rp 1.750.000.000,00
Pajak penghasilan 10% x Rp 50.000.000,00 : Rp 5.000.000,00
20% x Rp 50.000.000,00 : Rp 7.500.000,00
30% x Rp 1.650.000,00 : Rp 495.000.000,00 +
Rp 507.500.000,00 –
Pajak penghasilan setelah dikurangi Rp 1.242.500.000,00
Pajak penghasilan yang harus dipotong 20% x 1242.500.000 : Rp 248.500.000,00
Jelaskan pengertian segmentasi pasar ?
Segmentasi pasar adalah dasar untuk mengetahui bahwa setiap pasar terdiri dari segmen yang berbeda.
2. Tuliskan dasar-dasar segmentasi pasar ?
- Faktor demografi
- Faktor penghasilan
- Faktor sosiologis
- Faktor psikologis
- Faktor geografis
3. Jelaskan perbedaan barang convinience goods dengan barang shopping goods?
Barang convinience goods adalah barang-barang yang sering dibeli contohnya gula, kopi, teh, koran, sabun dan sebagainya sedangkan barang shopping goods adalah barang yang dibeli memerlukan banyak pertimbangan, contohya mobil, jam tangan, sepatu, televisi dan sebagainya.